Jumat, 22 Mei 2009

Jangan abaikan Sentuhan dan Ciuman untuk si Kecil

Ekspresi rasa sayang orangtua pada si kecil bisa ditunjukkan dengan pelukan, dekapan, dan ciuman. Anak akan merasa bahwa kehadirannya diharapkan, disayangi, sekaligus diperhatikan oleh orangtuanya. Secara emosi, ia pun akan tumbuh menjadi pribadi yang stabil, mantap, dan penuh percaya diri.

Ada faktor yang cukup kompleks pada pola tumbuh seorang anak, yaitu faktor internal dan eksternal. Ada pola asuh orangtua yang sesalu memerlihatkan bahasa dan tindakan kekerasan atau kasar pada sang anak, sehingga anak kuarng memperoleh belaian dan ciuman kasih sayang dari kedua orangtuanya. Di lain pihak, serin pula disaksikan seorang ibu yang mencium anaknya penuh kasih sayang.

Sayangnya, little thing means a lot ini sering kita abaikan, karena kesibukan dan rutinitas sehari-hari. Bisa jadi Anda memang sayang pada anak hingga melimpahinya dengan benda-benda mahal sebagai tanda bahwa Anda memerhatikan kebahagiaan anak. Tapi materi saja tidak cukup. Memang secara naluriah orangtua akan memberi sentuhan kasih sayang pada sang anak sejak dalam kandungan hingga lahir dan pertumbuhannya. Namun, seiring deni dengan bertambahnya usia anak, disadari atau tidak, orangtua cenderung mengurangi frekuensi sentuhan fisik yang menjadi suatu bentuk wujud kasih sayang itu.

Biasanya, ungkapan sayang berupa sentuhan fisik ini hanya ditunjukkan saat si anak masih bayi. Mengapa demikian? Mungkin bayi itu wajahnya lucu, polos, menggemaskan, tubuhnya kecil tanpa daya. Tapi seiring bertambahnya usia, bayi tumbuh menjadi balita yang tingkah lakunya tidak lagi menggemaskan, melainkan mulai bertingkah macam-macam hingga membuat orangtua kesal. Bila sudah begitu, anak akan dimarahi, atau dicaci, bahkan dipukul karena kenakalannya.

Sentuhan fisik atau skin to skin contact dan eye to eye contact mulai anak baru lahir hingga berusia 3 tahun dapat memberi dampak yang amat menguntungkan bagi kecerdasan emosi dan kognitif individu. Sentuhan fisik dapat menjalin ikatan emosional dan kelekatan yang kuat antara orangtua dan anak, sehingga anak akan tumbuh manjadi individu yang memiliki basic trust yang kuat sehingga menimbulkan rasa aman dan nyaman sekaligus citra diri yang positif.

Setelah usia 3 tahun bukan berarti anak tak membutuhkan sentuhan lagi. Bagaimanapun, basic trust yang telah terbentuk perlu terus-menerus mendapat pupuk berupa kedekatan atau interaksi akrab antara anak dan orangtuanya.

Sentuhan kasih sayang yang diberikan orangtua juga berdampak pada kognitif anak. Masukan atau nasihat yang diberikan dalam situasi positif seperti sambil kita memeluk dan membelai anak kita akan lebih efektif masuk kememorinya dan mudah diingat oleh anak.

Jadi, tunggu apalagi, berikanlah ciuman dan dekapan hangat untuk si kecil Anda!

Selasa, 19 Mei 2009

Agar si kecil berselera makan!

Duuh...pusyink ya kalo si kecil susah makannya, apalagi kalo abis sakit...
Coba dech Bu tips berikut:
  • Hidangkan menu yang bervariasi. Sama seperti orang dewasa, jika hampir setiap hari diberikan menu yang sama, anak akan bosan. Apalagi bila ia sedang proses penyembuhan penyakit.
  • Kreasikan makanan sedemikian rupa sehingga tampilannya menarik.Misalnya menghidangkan nasi berbentuk wajah, rambutnya terbuat dari brokoli, mata dari wortel, hidung dari brokoli dan lainnya. Dengan tampilan yang 'heboh', diharapkan si kecil yang baru saja sembuh, akan tergugah selera makannya.
  • Hibur hatinya dan tunjukkan Anda begitu menyayanginya. Perasaan senang dan suasana makan yang nyaman tentu membuat anak bergairah untuk menyantap makanan.
Good luck moms...keep smile...:)

Rabu, 06 Mei 2009

Vaksin penyebab AUTIS

Tulisan berikut adalah email dari seorang Ibu yang mungkin berguna bagi kita agar lebih waspada pada vaksin yang diberikan pada anak kita.


Buat para Pasangan MUDA. om dan tante yg punya keponakan... atau bahkan calon ibu ... perlu nih dibaca ttg autisme.. Bisa di share kepada yang masih punya anak kecil supaya ber-hati2... .....

Setelah kesibukan Lebaran yang menyita waktu, baru sekarang saya bisa dapat waktu luang membaca buku "Children with Starving Brains" karangan Jaquelyn McCandless , MD yang diterjemahkan dan diterbitkan oleh Grasindo.

Ternyata buku yang saya beli di toko buku Gramedia seharga Rp. 50,000,-itu benar-benar membuka mata saya, dan sayang, sayang sekali baru terbit setelah anak saya Joey (27 bln) didiagnosa mengidap Autisme Spectrum Disorder. Bagian satu, bab 3, dari buku itu benar-benar membuat saya menangis.

Selama 6 bulan pertama hidupnya (Agustus 2001 -Februari 2002), Joey memperoleh 3 kali suntikan vaksin Hepatitis B, dan 3 kali suntikan vaksin HiB. Menurut buku tersebut (halaman 54 - 55) ternyata dua macam vaksin yang diterima anak saya dalam 6 bulan pertama hidupnya itu positif mengandung zat pengawet
Thimerosal, yang terdiri dari Etilmerkuri yang menjadi penyebab utama sindrom Autisme Spectrum Disorder yang meledak pada sejak awal tahun 1990 an.

Vaksin yang mengandung Thimerosal itu sendiri sudah dilarang di Amerika sejak akhir tahun 2001.

Alangkah sedihnya saya, anak yang saya tunggu kehadirannya selama 6 tahun, dilahirkan dan divaksinasi di sebuah rumah sakit besar yang bagus, terkenal, dan mahal di Karawaci Tangerang, dengan harapan memperoleh treatment yang terbaik, ternyata malah "diracuni" oleh Mercuri dengan selubung vaksinasi. Beruntung saya masih bisa memberi ASI sampai sekarang, sehingga Joey tidak menderita Autisme yang parah. Tetapi tetap saja, sampai sekarang dia belum bicara, harus diet pantang gluten dan casein, harus terapi ABA , Okupasi,dan nampaknya harus dibarengi dengan diet supplemen yang keseluruhannya sangat besar biayanya.

Melalui e-mail ini saya hanya ingin menghimbau para dokter anak di Indonesia, para pejabat di Departemen Kesehatan, tolonglah baca buku tersebut diatas itu, dan tolong musnahkan semua vaksin yang masih mengandung Thimerosal.

Jangan sampai (dan bukan tidak mungkin sudah terjadi) sisa stok yang tidak habis di Amerika Serikat tersebut di ekspor dengan harga murah ke Indonesia dan dikampanyekan sampai ke puskesmas-puskesmas seperti contohnya vaksin Hepatitis B, yang sekarang sedang giat-giatnya dikampanyekan sampai ke pedesaan.

Kepada para orang tua dan calon orang tua, marilah kita bersikap proaktif, dan assertif dengan menolak vaksin yang mengandung Thimerosal tersebut, cobalah bernegosiasi dengan dokter anak kita, minta vaksin Hepatitis B dan HiB yang tidak mengandung Thimerosal.

Juga tolong e-mail ini diteruskan kepada mereka yang akan menjadi orang tua, agar tidak mengalami nasib yang sama seperti saya.

Sekali lagi, jangan sampai kita kehilangan satu generasi anak-anak penerus bangsa, apalagi jika mereka datang dari keluarga yang berpenghasilan rendah yang untuk makan saja sulit apalagi untuk membiayai biaya terapi supplemen, terapi ABA, Okupasi, dokter ahli Autisme (yang daftar tunggunya sampai berbulan-bulan) , yang besarnya sampai jutaaan Rupiah perbulannya. Terakhir, mohon doanya untuk Joey dan ratusan, bahkan ribuan teman-teman senasibnya di Indonesia yang sekarang sedang berjuang membebaskan diri dari belenggu Autisme.

"Let's share with others... Show them that WE care!"


best regard,
http://tinyurl. com
__._,_.___

Minggu, 03 Mei 2009

Sarapan Sehat & Praktis


BUBUR MANADO

Bahan:

250 g beras, cuci bersih, sisihkan
2000ml air
250 g tulang sapi
2 batang serai, memarkan
1 ruas ibu jari jahe, memarkan
2 lembar daun kunyit, potong-potong
200 g ubi jalar ungu/merah, cuci bersih, potong-potong
1 buah jsgung manis, sisir bijinya
1 genggam daun melinjo
1 ikat kecil daun kangkung
1 ikat kecil daun kemangi
Garam halus secukupnya

Cara membuat:
  1. Didihkan air, masukkan tulang sapi, masak hingga mendidih lagi. Masukkan beras, masak sambil sesekali diaduk hingga mendidih. Masukkan serai, jahe, daun kunyit dan garam, aduk dan masak hingga menjadi bubur setengah matang.
  2. Masukkan ubi jalar, jagung manis, daun melinjo, daun kangkung, & daun kemangi, lalu aduk. Masak hingga semua bahan matang dan menjadi bubur yang tidak terlalu encer, juga tidak terlalu kental. Hidangkan panas bersama sambal terasi-tomat dan ikan asin (jika suka).
http://www.emailcashpro.com
Free advertising
Lilypie Next Birthday PicLilypie Next Birthday Ticker
Bookmark and Share