Bukan soal rapi atau berantakan, sofa baru atau sudah jebol.
Yang kuinginkan adalah rumah yang terbuat dari kebun-kebun surga.
Untuk kesekian kalinya hari ini aku harus menyapu dan mengepel lantai karena tumpahan susu, kulit kacang dan potongan kertas hasil si kecil berprakarya. Untuk kesekian kalinya aku melakukannya sambil ngomel panjang pendek sampai anakku memandangku dengan takut dan sebal.
"Ibu capek!"seruku. Dia lari ke kamar dan menutup pintu. Aku masih mengejarnya dengan teriakanku. "Jangan bikin kotor di kamar juga!Bagaimana kalau nanti mendadak ada tamu dan rumah berantakan kayak kapal pecah?"
Sore harinya ketika rumah relatif tetap rapi dan si kecil sudah mandi dan wangi, siap menanti ayahnya pulang kerja, aku punya waktu untuk surfing internet dan menemukan beberapa hal yang menyebabkan aku beristighfar berulang kali. Ternyata, malaikat tidak mengunjungi rumah seseorang karena rapinya, tetapi karena ini:
- Rumah yang diliputi dzikir kepada Allah yang di dalamnya ada ruku dan sujud
- Rumah yang senantiasa bersih
- Rumah yang penghuninya adalah orang-orang yang jujur dan menepati janji
- Rumah yang dihuni oleh orang-orang yang senantiasa menyambung tali silaturahim
- Rumah yang dihuni oleh orang yang makanannya halal
- Rumah yang dihuni oleh orang yang senantiasa berbuat baik kepada kedua orangtuanya
- Rumah yang senantiasa ada tilawah Al-Qur'an
- Rumah yang penghuninya ada ister salihah
- Rumah yang bersih dari barang-barang haram
- Rumah yang dihuni oleh orang yang rendah hati, sabar, tawakal, qana'ah, dermawan, pemaaf yang senantiasa bersih lahir batin dan para penghuninya makan tidak terlalu banyak.
Aku cepat-cepat menghampiri si kecil dan menciuminya habis-habisan. "Maafkan Ibu ya nak," bisikku lembut di telinganya. Selama rumahku bersih, biarlah berantakan, begitu tekadku. "Yang penting malaikat mau mampir ke rumah kita ya nak?"
oleh : Khadijah Hawari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar